Masa orde lama adalah ketika pemerintahan
indonesia pada fase awal pasca Kemerdekaan Indonesia yang dimana pada masa
tersebut terjadi peralihan dari kekuasaan penjajah (Belanda dan Jepang) menuju
pemerintahan dari Bangsa Indonesia sendiri dibawah kepemimpinan Ir. Soekarno
dan Mohammad Hatta, selama masa ini pula terjadi banyak sekali peristiwa
penting yang menjadi proses perpindahan menuju Indonesia dengan wajah yang
baru, seperti pergantian gaya pemerintahan dari demokrasi liberal, presidensial
hingga demokrasi terpimpin. Meskipun bisa dikatakan pada masa orde lama adalah
periode awal dimana Bangsa Indonesia mulai merintis perjuangan mereka, akan
tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa pada masa tersebut terjadi penyelewengan
– penyelewengan dari pemerintahan Indonesia sendiri. Nah pada pembahasan kali
ini kita akan berusaha mengungkap secara ringkas bagaimana dinamika dan gejolak pada masa orde alam.
Peristiwa
penting pada masa orde lama
Demokrasi Parlementer
Masa
Demokrasi Parlementer yang terjadi di Indonesia pada tahun 1950 menjadi awal
dimana Bangsa Indonesia mulai goyah, yaitu banyak terjadi perbedaan cara pandang
dan pemikiran terkait dengan paham yang seharusnya dianut oleh Bangsa
Indonesia. Pemilu pertama yang terjadi pada tahun 1955 menjadi awal dari
ketidakstabilan pondasi ideologi bangsa, meskipun pada faktanya pemilu ini
dianggap sebagai pemilu paling jujur yang pernah dijalankan oleh Bangsa
Indonesia. Nah meskipun demikian pada fase ini terjadi kebingungan dimana tidak
ada mayoritas partai tertentu, sehingga dalam perjalanan kabinet masa demokrasi
parlementer ini terbentuk berbagai aliran ideologi. Dari kondisi tersebut
menyebabkan pergantian kabinet berkali – kali dan mirisnya dari kabinet
tersebut bisa dikatakan belum mampu memberikan perubahan signifikan untuk
Indonesia.
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi
terpimpin adalah masa pengembalian sistem pemerintahan pada UUD 1945. Namun
dalam hal ini meskipun kembali pada UUD 1945 sistem kepresidenan menunjukkan
sisi yang bisa dikatakan sebagai diktator serta otoriter, sehingga sempat
memunculkan riak – riak kecil selama masa ini, seperti pihak militer yang
kurang berkenan dikarenakan peran mereka yang dipersempit dalam lingkup
perpolitikan. Tanda – tanda ke otoriteran dari presiden mulai terlihat ketika
anggota parlemen yang baru ditunjuk sendiri oleh Soekarno.
Kebijakan
– kebijakan politik pada masa demokrasi terpimpin banyak sekali memunculkan
kecaman – kecaman karena ada beberapa penyimpangan, terutama berkaitan dengan
tampuk kepemimpinan bangsa dimana Presiden Soekarno menetapkan dirinya sebagai
presiden seumur hidup, terjadinya G30S yang menelan korban para petinggi
Angkatan Darat termasuk saat itu Jenderal Ahmad Yani yang cukup disegani. jika
melihat kondisi sektor ekonomi pada masa ini juga Indoensia benar – benar
mengalami keterpurukan karena begitu tingginya gejolak politik hingga
pemberontakan yang terjadi, terdapat peristiwa unik dimana pada masa ini
Indonesia begitu mirip dengan negara sosialis dibandingkan negara yang
demokratis, yaitu pada masa keterpukurkan ekonomi pemerintah memberlakukan
sistem komando yang pada dasarnya alat – alat produksi dan distribusi berada
dibawah perintah langsung pemerintah dan minimal harus berada dibawah
pengawasan negara, kemudian jebloknya pemerintahan pada masa itu juga adalah
adanya Dekon, proyek mercusuar yang memakan biaya tidak sedikit, penuruanan
nilai mata uang. Kemudian bagaimana dari sektor sosbud sendiri? Tidak jauh
berbeda sih, banyak sekali kekacauan seperti kerusuhan di Jakarta akbat
konfrontasi Indonesia dan Malaysia, konflik Lekra, ketegangan dengan Beijing.
Namun selain terdapat beberapa hal yang sifatnya kurang baik/negatif pada masa
ini, ada beberapa hal positif yang dapat diketahui dari masa ini, diantaranya
adalah bagaimana Indonesia mampu melakukan pembebasan/pengembalian irian barat
kembali ke dalam pangkuan Republik Indonesia.
Demokrasi liberal
Selain
dua sistem pemerintahan diatas, ada juga sistem pemerintahan demokrasi liberal
yaitu dimana kebebasan individu yang menjadi landasan berjalannya sistem ini.
Namun sebagai negara yang baru saja berdiri tidak serta merta semuanya berjalan
secara stabil, mirip anak balita yang dalam proses belajar, begitu besarnya
gejolak politik yang kemudian berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat pada
saat itu. Kurang lebihnya ada 9 program yang pernah terjadi di masa ini, diantaranya
Gunting Syarifuddin, Gerakan Benteng, Sistem Ali Baba, Finek, Gerakan Asaat,
Rencana pembangunan lima tahun, Munap, Nasionalisasi perusahaan Asing,
Nasionalisasi De Javasche Bank.
Lantas
bagaimana program dan berjalannya pemerintahan pada masa demokrasi liberal ini,
beberapa program dapat berjalan cukup baik dan membantu kondisi perekonomian
serta sosial Indonesia, seperti Gunting Sjarifudin yang tujuannya untuk
menambah kas negara, dan mengurangi beredarnya uang di masyarakat. Namun ada
juga yang dalam pelaksanaannya program ini tidak berjalan dengan baik karena
sifat konsumerisme oleh para pengusaha dalam negeri, yaitu Gerakan Benteng yang
pada awalnya ditujukkan untuk memberikan bantuan usaha berupa dana kredit
justru dipakai untuk memenuhi kepentingan pribadi mereka.
Dari
beberapa peristiwa masa orde lama ini dapat diketahui cukup besarnya gejolak
politik, ekonomi, sosial dan budaya yang terjadi. Bahkan, pemerintahan masa
orde lama terlihat seperti terseok – seok dengan terpukul oleh berbagai
pemberontakan hingga gerakan – gerakan protes, namun Republik Indonesia tetap
bisa bertahan dengan berbagai cara yang telah diupayakan oleh pemerintah pada
saat itu.
Daftar
Pustaka
Dzulfaroh, A. N.
(2021, September 30). Sejarah Peristiwa G30S/PKI. Retrieved from Kompas:
https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/30/095000165/sejarah-peristiwa-g30s-pki?page=all
Pamungkas, M. F.
(2020, Juni 06). Ketika Sukarno Mewarnai Republik. Retrieved from
Historia: https://historia.id/politik/articles/ketika-sukarno-mewarnai-republik-DLBqb/page/1
Siregar, I. F.
(2011). DINAMIKA DEMOKRASI DI INDONESIA MASA ORDE LAMA: STUDI KASUS ANTARA
SUKARNO VERSUS MASYUMI. Paramita, 25-36.
Komentar
Posting Komentar